Rabu, 09 Maret 2011

Fitur Toolbar - Berbagi

Fitur Toolbar - Berbagi

Kunci


Allahumma sholli alaa sayyidina muhammad wa aalihi washohbihi wassalim

Jumat, 25 Februari 2011

Kunci Meraih Hidayah

Salah satu hadis qudsi yang mengandung konsep hidayat sungguh layak untuk direnungi dan dijadikan solusi dalam mengarungi kehidupan kita yang penuh gelombang cobaan dan ujian. Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, ''Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali mereka yang Aku berikan hidayah, karena itu mintalah hidayah itu niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian ....'' (HR Tirmidzi).

Hadis tersebut aslinya sangat panjang. Dari sepenggal kalimat yang termuat dalam hadis itu terlihat bahwa hidayah, atau yang sering kita sebut dengan petunjuk, sangat terbuka dan mudah didapatkan. Hanya, hidayah itu menjadi hak mutlak Allah SWT. Kunci untuk mendapatkannya hanya satu: memohon atau berdoa. Password untuk mendapatkannya juga satu: mengaku bahwa kita adalah hamba-Nya, dan Allah adalah Tuhan kita.

Kunci dan password yang sangat sederhana itu sering diabaikan orang. Dengan segala kesibukan dan kemalasan, kita sering lupa memasuki pintu yang selalu terbuka itu. Padahal, Allah yang senantiasa hidup dan bangun, tidak pernah lupa dan tidak pernah tidur. Tuhan yang kasih sayang-Nya kepada manusia melebihi segalanya. Tuhan yang selalu membuka Tangan-Nya untuk setiap permintaan.

Dalam kehidupan sosial, manusia sering bosan melihat kegagalan sebuah permintaan. Kita lupa, kehidupan sosial yang sering membuat kita kecewa, kita bawa dalam kehidupan keagamaan kita. Padahal, sifat-sifat Allah tidak sama dengan sifat tetangga, kerabat, dan teman-teman kita. Sifat Allah tidak sama dengan sifat para abdi negara.

Manusia tinggal mengadu, manusia tinggal meminta. Allah akan mendengar dan mengabulkan permintaan itu. Simaklah firman Allah, ''Mintalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya.'' (QS 40:60). Allah dekat dengan kita jika kita terus mendekatinya. ''Dan jika hamba-Ku meminta kepada-Ku, ketahuilah bahwa Aku dekat, Aku niscaya akan mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta jika mereka benar-benar meminta.'' (QS 2:186).

Masalah yang sering kita hadapi adalah, kita jarang mendekat kepada Allah dan jarang meminta kepada Allah. Kita terlalu percaya kepada yang lain, terlalu mengandalkan logika, dan terlalu memperhitungkan aspek matematika. Hal itu menjadikan kita lupa memperhitungkan Allah. Jika sikap kita terhadap Allah pada masa-masa kemarin seperti itu, maka mulailah melakukan perubahan. Tidak ada kata terlambat, Allah masih menunggu kedatangan kita.

Sikap Allah ini bisa dibaca dalam sebuah hadis qudsi yang sahih. ''Siapakah yang ingin berdoa kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan untuknya. Siapakah yang ingin bermohon kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan permintaannya. Siapakah yang akan memohon ampunan-Ku, niscaya akan Kuampuni.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Kita sering mendengar ungkapan bahwa untuk kembali kepada Allah itu memerlukan hidayah. Ketahuilah bahwa hidayah itu ada di tangan Allah, terbuka dan akan diberikan kepada siapa saja, asal orang itu mengakui-Nya sebagai Tuhan dan meminta petunjuk itu.


KPK


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Jln. HR Rasuna Said Kav C-1 Jakarta 12920
Telp: (021) 2557 8300
www.kpk.go.id

Pengaduan Dugaan Tindak Pidana Korupsi:
Direktorat Pengaduan Masyarakat PO BOX 575 Jakarta 10120
Telp: (021) 2557 8389
Faks: (021) 5289 2454
SMS: 08558 575 575, 0811 959 575
Email: pengaduan@kpk.go.id

Informasi LHKPN:
Telp: (021) 2557 8396
Email :informasi.lhkpn@kpk.go.id

Informasi Gratifikasi:
Telp: (021) 2557 8440

Hubungan Masyarakat:
Telp: (021) 2557 8498
Faks: (021) 5290 5592
Email: informasi@kpk.go.id

………………….
3 Kasus Korupsi yang Paling Banyak Rugikan Negara 
Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat tiga kasus yang paling banyak merugikan negara di tahun 2010. Kasus-kasus tersebut masih ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Peneliti ICW Tama S. Langkun mengungkapkan hal ini saat jumpa pers tentang kinerja KPK selama tahun 2010 di kantor ICW, Jl Kalibata Raya, Senin (7/3/2011).

Berikut daftar kasus tersebut berdasarkan nilai kerugian negara tertinggi:

1. Kasus pengadaan dan pemasangan solar home system pada Dirjen Listrik dan Sumber Daya Mineral pada 2007 dan 2008 senilai Rp 119 miliar.

2. Kasus dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran dengan potensi kerugian negara senilai Rp 86 miliar.

3. Kasus dugaan markup nilai proyek pembangunan jalan dari Palembang ke Pelabuhan Tanjung api-api pada 2005-2008 dengan potensi kerugian negara sebesar Rp 60 miliar.

Selain itu, ada juga 5 kasus besar yang bermodus mark-up:

1. Kasus pengadaan dan pemasangan solar home system pada Dirjen Listrik dan Sumber Daya Mineral pada 2007 dan 2008 senilai Rp 119 miliar.

2. Kasus dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran dengan potensi kerugian negara senilai Rp 86 miliar.

3. Korupsi pengadaan outsourcing customer management system yang dilakukan tahun 2000-2006 di PLN Tangerang-Jakarta. Potensi kerugian mencapai Rp 45 miliar.

4. Kasus dugaan korupsi CIS RISI berbasis IT pada PLN wilayah Lampung tahun 2004-2008 yang berpotensi merugikan negara hingga Rp 40 miliar.

5. Kasus pengadaan alkes flu burung di Depkes pada tahun 2006 dengan potensi kerugian negara mencapai Rp 32 miliar.

Adapun 5 sektor korupsi yang terbesar ditangani KPK berdasarkan kerugian negara adalah:

1. Energi Rp 204 miliar (3 kasus)
2. Infrastuktur Rp 146,1 miliar (3 kasus)
3. Keuangan Daerah Rp 99,8 miliar (4 kasus)
4. Kesehatan Rp 93,4 miliar (3 kasus)
5. Perbankan Rp 51 miliar (1 kasus).
……….

Pecat Jaksa Nakal, Marwan Dijuluki 'Jamwas Preman' 
Jakarta - Selama 10 bulan menjabat Jaksa Agung Muda Pengawasan (Jamwas), Marwan Effendy mengklaim jumlah jaksa yang dijatuhi sanksi disiplin melonjak hingga 50 persen. Akibat tindakan tegas ini, Marwan sempat dijuluki 'Jamwas Preman'.

"Sehingga, ada yang menulis ke Presiden bahwa Jamwas sekarang ini model preman katanya, main hukum saja orang," kisah Marwan di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Rabu (9/3/2011).

Marwan menjelaskan, langkahnya bukanlah 'preman'. "Bukan preman maksud saya, tetapi kita mencoba memberikan hukuman yang berdampak pada pencerahan," katanya.

Marwan menuturkan, jaksa yang dihukum administratif pada tahun 2009 hanya 192 orang. Sedangkan sejak pertengahan 2010 hingga sekarang ada 288 orang.

Marwan mengaku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan kenaikan tersebut. Entah karena hukum yang ada tidak memberikan efek jera atau memang ada tren baru dari jaksa yang semakin berani.

Namun demikian, Marwan menegaskan jajaran Pengawasan berkomitmen untuk menindak tegas terhadap setiap jaksa yang melakukan pelanggaran.

Jika memang ada jaksa yang terbukti melakukan pidana, maka pihaknya akan meneruskannya ke Kepolisian maupun ke Gedung Bundar Jampidsus. Bahkan, dengan adanya Peraturan Jaksa Agung ke depan indikasi pidana yang dilakukan para jaksa akan ditangani oleh pihak Pengawasan langsung.

"Ke depan, kita akan tangani sendiri korupsinya, diharapkan akan mengurangi. Kita lihat nanti 2011 semakin bertambah atau berkurang,"  ujar dia.

Marwan menambahkan, ada sekitar 40 jaksa yang dicopot dari jabatan strukturalnya selama dirinya menjabat.

"Ada Asisten sekali tiga dalam satu bulan dicopot, di Kaltim 2, di Papua 1. Bersamaan itu, ada Kajari Buol yang juga dicopot, di Majalengka, Gunung Sugi, Arga Makmur. Banyaklah zaman saya," klaim Marwan.

Menurut Marwan, percuma saja dijatuhi hukum teguran tertulis atau pun penundaan kenaikan pangkat, jika setelah 6 bulan atau setelah 10 kali penundaan para jaksa tersebut kembali lagi melakukan pelanggaran. Lain halnya jika dijatuhi sanksi pemberhentian.

"Jadi kalau berhenti tidak bisa apa-apa lagi dia. Kalau diproses ke pengadilan, enggak bisa apa-apa lagi dia. Nah, itu maksud saya. Jadi kita sekarang tidak main-main. Artinya, sudah saatnya sekarang mengubah paradigma, mengubah pola pikir, mengubah perilakunya itu. Sebab orang semakin tidak percaya sama penegakan hukum sekarang," kata Marwan.


(aan/nrl)
………..
Aneh! 3 Tahun Jadi Tersangka, Belum Juga Ditahan KPK 
Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai ada yang aneh dari penanganan beberapa kasus di KPK. Sejumlah orang yang sudah lama ditetapkan sebagai tersangka, tapi tak kunjung ditahan.

"Ini tidak biasa di KPK. Kasus-kasus ini menggambarkan ada beberapa kasus yang sudah jadi tersangka cukup lama tapi belum ditahan," kata peneliti ICW, Tama S. Langkun saat jumpa pers kinerja KPK tahun 2010 di kantornya, Jl Kalibata Raya, Senin (7/3/2011).

Kasus yang dimaksud Tama adalah dugaan korupsi penilaian dan pengesahan RKT UPHHKHT di Kabupaten Pelalawan, Riau, tahun 2001-2006. Ada 3 tersangka dalam kasus itu, yakni Syuhada Tasman, Burhanudin Husin, dan Bupati Siak Arwin AS.

Syuhada dan Burhanudin tersangka sejak tahun 2008 dan hingga kini belum ditahan. Sementara Arwin sejak September 2009 sudah bersatus tersangka dan belum juga ditahan.

Selain kasus di atas, kasus pengadaan alat Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Dephut juga disoroti ICW. Dua tersangka yakni, Anggoro Wijojo dan David Angkawijaya belum juga berhasil ditangkap.

"Anggoro tersangka sejak 23 Agustus 2009 dan langsung dinyatakan buron karena menghilang. David tersangka sejak 22 Agustus 2008 dicekal dan berlaku setahun, belum ditahan," sambungnya.

Terakhir, kasus hibah KRL Jepang, KPK juga belum menahan tersangkan mantan Dirjen Perkeretaapian Dephub Sumino Eka Saputro. Padahal dia sudah ditetapkan sebagai tersangka sejak 4 November 2009.

"Ini bisa jadi preseden buruk terhadap kepercayaan publik. Kita harapkan KPK lebih baik lagi sehingga tidak ada lagi seperti ini," tambah peneliti ICW lainnya, Adnan Topan Husodo.

(mad/ndr)

Selasa, 08 Maret 2011

Gender


Kesetaraan Jender Ternyata Ciptakan Eksploitasi Terhadap Perempuan

JAYAPURA (Arrahmah.com) - Pemerhati Masalah Perempuan, Asri Supatmiati di Jayapura, Rabu (1/7) menyatakan, gagasan kesetaraan jender yang saat ini banyak diusung kaum feminis ternyata hanya menciptakan jalan untuk mengeksploitasi para perempuan.

"Para feminis ini menghendaki agar kaum perempuan diberi hak-hak yang setara dengan laki-laki dengan menghilangkan diskriminasi," ujarnya.

Selanjutnya dia menjelaskan, para feminis menganggap kewajiban para perempuan di dalam kehidupan rumah tangga sebagai beban yang menghambat kemandirian sehingga harus disingkirkan walaupun dengan cara mereduksi nilai-nilai budaya dan agama. Misalnya peran sebagai ibu untuk mengandung, menyusui, mendidik anak dan mengatur urusan rumah tangga.

Sementara itu, sistem kehidupan kapitalisme yang saat ini diterapkan hampir di seluruh bidang kehidupan masyarakat, menuntut para perempuan juga harus mampu menghasilkan materi sebagai perwujudan eksistensi dan aktualisasi diri mereka di ranah publik.

Akibatnya, perempuan yang berusaha menunjukkan jati dirinya di dunia kerja yang pekat dengan nilai-nilai kapitalisme dengan meninggalkan kehidupan domestik justru terjebak dalam sistem kehidupan ini sehingga memurukkan harkat dan martabatnya.

"Para perempuan ini, antara sadar dan tidak, menjadi ujung tombak dalam sistem ekonomi kapitalisme. Jadi model, sales promotion girl, public relation sampai profesi sebagai pelobi hampir selalu berada di pundak mereka untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah," tandas Asri.

Di sisi lain, perempuan terdidik yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi, tidak luput dari lingkaran eksploitasi. Menurut Asri, tenaga dan pikiran mereka diperas habis-habisan untuk menggerakkan roda-roda perekonomian dengan lebih banyak menghabiskan waktu di gedung-gedung perkantoran daripada di rumah.

Bahkan, eksistensi perempuan di ranah publik kapitelisme justru semakin mendudukkan posisi mereka dalam kubangan libido laki-laki yang tidak punya benteng iman dan takwa.

Oleh karena itu, Asri menegaskan gagasan kesetaraan jender adalah racun bagi kaum perempuan sendiri.

Gagasan yang berasal dari dunia barat ini, bukan merupakan jalan terbaik untuk mengentaskan persoalan perempuan.

Sebaliknya, menyetarakan posisi perempuan dan laki-laki menimbulkan persoalan baru bagi perempuan dan bahkan masyarakat pada umumnya. Seperti tingginya angka perceraian yang melahirkan orang tua tunggal, rendahnya angka natalitas, maraknya pelecehan seksual terhadap perempuan dan lain sebagainya.

"Masyarakat jangan tertipu dengan ide kesetaraan jender, jika ingin menyelamatkan generasi dan bangsa dari kehancuran," tegas Asri. (Althaf/antara/arrahmah.com)

Senin, 07 Maret 2011

Waktu yang bicara= Sanggupkah


gemainsani

CINTA HANYA DAPAT DIBUKTIKAN DENGAN WAKTU

Add caption
Cinta adalah perasaan abstrak yang hanya dapat di rasa dan tak dapat dilukiskan dengan kata kata sebanyak apapun karena, cinta yang suci adalah cinta yang tak lekang oleh waktu, dan tak hilang oleh musibah apapun, ketika cinta harus memilih cinta kepada Allah adalah segalanya. Cinta yang suci tak mengenal kesedihan, kekayaan, kemewahan,kecantikan.

Alkisah di sebuah pulai kecil tinggalkah berbagai macam benda benda abstrak , mereka adalah Cinta, kesedihan, kekayaan, kegembiraan , dan lain lain, mereka hidup berdampingan

Suatu hari datanglah badai dan pulau kecil itu mulai terendam air, semua penghuni berusaha menyelamat diri,
Cinta sangat kebingungan , ia tidak dapat berenang , tidak punya perahu, ia berdiri ditepi pantai mencoba memcari pertolongan, sementara itu air sudah mulai membasahi kaki cinta,

Tak lama kemudian cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu. Kekayaan, Kekayaan ! tolong aku, ” teriak cinta. ”Aduh !Maaf, Cinta !”kata kekayaan, ”Perahuku telah penuh harta bendaku, Aku tak dapat membawamu serta, Nanti perahu ini tenggelam, lagi pula tak ada tempat bagiku diperahuku ini.”

Lalu kekayaan berlalu meninggalkan cinta, kemudian dari arah lain terlihat kegembiraan yang lewat dengan perahunya, karena terlalu gembira ia tidak mendengarkan teriakan cinta yang minta tolong,

Air terus membasahi kaki cinta dan makin tinggi, lalu cinta melihat kecantikan lewat didepannya, cintapun meminta tolong, tapi kecantikan yang naik perahu berkata ” Wah Cinta maaf kamu basah dan kotor , aku tidak bisa membawamu ikut, nanti kamu akan mengotori perahuku yang indah ini.” sahut Kecantikan

Cintapun makin sedih, lalu lewatlah teman cinta yaitu kesedihan, cintapun meminta tolong, tapi kesedihan berkata ” Maaf cinta aku sedang sedih, ingin sendirian saja,” Kata kesedihan sambil mengayuh perahunya

Tiba tiba datan seorang bapak tua yang mendengar suara cinta” Cinta naiklah ke perahu ini, ” betapa senang hati cinta

Dipulau terdekat bapak tua itu menurunkan cinta dan segera pergi kembali. Pada ssat itu barulah cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui bapak tua tersebut, Cinta bertanya pada orang dipulau tersebut, orang menjawab . ” Oh Bapak tadi yang menyelamatkan dia adalah Waktu, kata orang tersebut. Cinta bertanya mengapa dia menolongku padahal aku tak mengenalnya, ”Sebab ” Kata orang itu,” hanya waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu 

Jumat, 04 Maret 2011

QONA'AH = Mampukah anda

Allahumma sholli alaa sayyidina muhammad wa aalihi washohbihi wassalim
JALAN MENUJU QANA’AH
Ditulis oleh : Muhammad Robbi Ali Marzuki
Qana’ah (rela dan menerima pemberian Allah subhanahu wata’ala apa adanya) adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.
Namun meskipun demikian kita dituntut untuk memerangi hawa nafsu supaya bisa menekan sifat tamak dan membimbingnya menuju sikap zuhud dan qana’ah. Berikut ini beberapa kiat menuju qana’ah yang jika kita laksanakan maka dengan izin Allah seseorang akan dapat merealisasikan nya. Di antaranya yaitu:
1. Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala.
Juga membiasakan hati untuk menerima apa adanya dan merasa cukup terhadap pemberian Allah subhanahu wata’ala, karena hakikat kaya itu ada di dalam hati. Barangsiapa yang kaya hati maka dia mendapatkan nikmat kebahagiaan dan kerelaan meskipun dia tidak mendapatkan makan di hari itu.
Sebaliknya siapa yang hatinya fakir maka meskipun dia memilki dunia seisinya kecuali hanya satu dirham saja, maka dia memandang bahwa kekayaannya masih kurang sedirham, dan dia masih terus merasa miskin sebelum mendapatkan dirham itu.
2. Yaqin bahwa Rizki Telah Tertulis.
Seorang muslim yakin bahwa rizkinya sudah tertulis sejak dirinya berada di dalam kandungan ibunya. Sebagaimana di dalam hadits dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, disebutkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di antaranya, “Kemudian Allah mengutus kepadanya (janin) seorang malaikat lalu diperintahkan menulis empat kalimat (ketetapan), maka ditulislah rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka dan bahagianya.” (HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Seorang hamba hanya diperintah kan untuk berusaha dan bekerja dengan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala yang memberinya rizki dan bahwa rizkinya telah tertulis.
3. Memikirkan Ayat-ayat al-Qur’an yang Agung.
Terutama sekali ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah rizki dan bekerja (usaha). ‘Amir bin Abdi Qais pernah berkata, “Empat ayat di dalam Kitabullah apabila aku membacanya di sore hari maka aku tidak peduli atas apa yang terjadi padaku di sore itu, dan apabila aku membacanya di pagi hari maka aku tidak peduli dengan apa aku akan berpagi-pagi, (yaitu):
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathiir:2)
“Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.” (QS.Yunus:107)
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud:6)
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. ath-Thalaq:7)4. Ketahui Hikmah Perbedaan Rizki
Di antara hikmah Allah subhanahu wata’ala menentu kan perbedaan rizki dan tingkatan seorang hamba dengan yang lainnya adalah supaya terjadi dinamika kehidupan manusia di muka bumi, saling tukar manfaat, tumbuh aktivitas perekonomian, serta agar antara satu dengan yang lainnya saling memberi kan pelayanan dan jasa.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentu kan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. az-Zukhruf:32)
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS.Al an’am 165)5. Banyak Memohon Qana’ah kepada Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling qana’ah, ridha dengan apa yang ada dan paling banyak zuhudnya. Beliau juga seorang yang paling kuat iman dan keyakinannya, namun demikian beliau masih meminta kepada Allah subhanahu wata’ala agar diberikan qana’ah, beliau bedoa,
“Ya Allah berikan aku sikap qana’ah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepadaku, berkahilah pemberian itu dan gantilah segala yang luput (hilang) dariku dengan yang lebih baik.” (HR al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan disetujui oleh adz-Dzahabi)
Dan karena saking qana’ahnya, beliau tidak meminta kepada Allah subhanahu wata’ala kecuali sekedar cukup untuk kehidu pan saja, dan meminta disedikitkan dalam dunia (harta) sebagaimana sabda beliau, “Ya Allah jadikan rizki keluarga Muhammad hanyalah kebutuhan pokok saja.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi)6. Menyadari bahwa Rizki Tidak Diukur dengan Kepandaian
Kita harus menyadari bahwa rizki seseorang itu tidak tergantung kepada kecerdasan akal semata, kepada banyaknya aktivitas, keluasan ilmu, meskipun dalam sebagiannya itu merupakan sebab rizki, namun bukan ukuran secara pasti.
Kesadaran tentang hal ini akan menjadikan seseorang bersikap qana’ah, terutama ketika melihat orang yang lebih bodoh, pendidikannya lebih rendah dan tidak berpengalaman mendapatkan rizki lebih banyak daripada dirinya, sehingga tidak memunculkan sikap dengki dan iri.
7. Melihat ke Bawah dalam Hal Dunia
Dalam urusan dunia hendaklah kita melihat kepada orang yang lebih rendah, jangan melihat kepada yang lebih tinggi, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah melihat kepada orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR.al-Bukhari dan Muslim)
Jika saat ini anda sedang sakit maka yakinlah bahwa selain anda masih ada lagi lebih parah sakitnya. Jika anda merasa fakir maka tentu di sana masih ada orang lain yang lebih fakir lagi, dan seterusnya. Jika anda melihat ada orang lain yang mendapatkan harta dan kedudukannya lebih dari anda, padahal dia tidak lebih pintar dan tidak lebih berilmu dibanding anda, maka mengapa anda tidak ingat bahwa anda telah mendapatkan sesuatu yang tidak dia dapatkan?
8. Membaca Kehidupan Salaf
Yakni melihat bagaimana keadaan mereka dalam menyikapi dunia, bagaimana kezuhudan mereka, qana’ah mereka terhadap yang mereka peroleh meskipun hanya sedikit. Di antara mereka ada yang memperolah harta yang melimpah, namun mereka justru memberikannya kepada yang lain dan yang lebih membutuhkan.
9. Menyadari Beratnya Tanggung Jawab Harta
Bahwa harta akan mengakibatkan keburukan dan bencana bagi pemilik nya jika dia tidak mendapatkan nya dengan cara yang baik serta tidak membelanjakannya dalam hal yang baik pula.
Ketika seorang hamba ditanya tantang umur, badan, dan ilmunya maka hanya ditanya dengan satu pertanyaan yakni untuk apa, namun tentang harta maka dia dihisab dua kali, yakni dari mana memperoleh dan ke mana membelanjakannya. Hal ini menunjukkan beratnya hisab orang yang diberi amanat harta yang banyak sehingga dia harus dihisab lebih lama dibanding orang yang lebih sedikit hartanya.10. Melihat Realita bahwa Orang Fakir dan Orang Kaya Tidak Jauh Berbeda.
Karena seorang yang kaya tidak mungkin memanfaatkan seluruh kekayaannya dalam satu waktu sekaligus. Kita perhatikan orang yang paling kaya di dunia ini, dia tidak makan kecuali sebanyak yang dimakan orang fakir, bahkan mungkin lebih banyak yang dimakan orang fakir. Tidak mungkin dia makan lima puluh piring sekaligus, meskipun dia mampu untuk membeli dengan hartanya. Andaikan dia memiliki seratus potong baju maka dia hanya memakai sepotong saja, sama dengan yang dipakai orang fakir, dan harta selebihnya yang tidak dia manfaatkan maka itu relatif (nisbi).
Sungguh indah apa yang diucapkan Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, “Para pemilik harta makan dan kami juga makan, mereka minum dan kami juga minum, mereka berpakaian kami juga berpakaian, mereka naik kendaraan dan kami pun naik kendaraan. Mereka memiliki kelebihan harta yang mereka lihat dan dilihat juga oleh selain mereka, lalu mereka menemui hisab atas harta itu sedang kita terbebas darinya.”

Selasa, 01 Maret 2011

Nasional


Rabu, 02/03/2011 11:23 WIB
Direktur FBI: Kerjasama Jadi Modal Utama Berantas Korupsi Internasional 
Jakarta - Direktur FBI Robert Mueller memberikan kuliah umum kepada jajaran pegawai KPK. Mueller menyebut kerjasama antar lembaga lintas negara menjadi hal yang penting untuk memberantas kejahatan korupsi internasional.

"Kerjasama kemitraan merupakan hal yang begitu penting untuk memberantas korupsi di dunia internasional. Oleh karena itu pertemuan semacam ini baik sekali," tutur Mueller dalam sambutannya di ruang auditorium, KPK, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Rabu (2/3/2011).

Mueller mengatakan, isu pemberantasan korupsi sangat menjadi perhatian Amerika Serikat khususnya FBI. "Pemberantasan terorisme prioritas bagi kami. Tapi pemberantasan korupsi merupakan hal nomer satu," tutur Mueller yang mengenakan jas hitam ini.

Dalam acara ini, turut hadir di kursi Utama Ketua KPK Busyro Muqoddas, Wakil Ketua KPK M Jasin dan Dubes Amerika Serikat Scott Marciel. Di samping itu terdapat jajaran pegawai KPK yang juga hadir dalam acara ini.

Untuk pengamanan kedatangan Mueller ini, KPK yang bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat menerapkan pengamanan yang ketat. Setiap pegawai maupun fotografer dan kameramen yang masuk ke auditorium utama lantai 1 harus melewati metal detector.

Tak hanya itu, anjing pelacak jenis rudweller dari kepolisian juga dibawa sampai masuk ke ruang ballroom. Dengan dikawal petugas dari Brimob, anjing itu mengendus-endus setiap kolong meja dan sudut yang ada di auditorium tempat pertemuan berlangsung.

Ini merupakan pemandangan yang sangat jarang terlihat di KPK. Biasanya jika ada pertemuan, tidak pernah ada proses scaning yang sedemikian ketat.

Mueller sendiri selama karirnya memang lebih banyak mengurusi kejahatan kerah putih salah satunya tindak korupsi. Direktur FBI yang ke-6 ini pernah menjadi asisten Jaksa Amerika Serikat di mana tugas yang diembannya adalah untuk mengusut penipuan keuangan dan pencucian uang internasional.

(fjp/gun)

Legenda the Jenderal Samurai


25 01 2011 Resensi ini dimuat di Gatra no. 23 tahun XV/ 16-22 April 2009
Judul buku : The Swordless Samurai; Pemimpin Legendaris Jepang Abad XVI
Penulis : Kitami Masao

Jenderal Legendaris dari Nakamura

Mana ada samurai tanpa pedang? Bagaimana mungkin, dia bisa menang perang? Setumpuk pertanyaan lain menggayut ketika membaca judul buku ini. Tapi setelah ditelaah lebih ke dalam, ternyata ada kisah nyata seorang samurai yang tampil tanpa mengandalkan pedang sebagai simbol kependekaran Jepang.
Itulah yang terungkap dari riwayat Toyotomi Hideyoshi. Tidak hanya samurai biasa, ia bahkan menjadi pemimpin legendaris di Jepang. Dengan sosok yang jauh dari citra pendekar, ia menyatukan negeri itu yang tercabik-cabik di abad XV-XVI. Bahkan di puncak kariernya, Hideyoshi menjadi wakil kaisar. Kuncinya adalah kecerdasan, kelicinan dan kemampuan negosiasinya yang luar biasa.
Lahir sebagai anak petani miskin, di Nakamura, Provinsi Owari. Tampang jelek, dan bertubuh pendek. Menjadi yatim sejak kecil, dan dibesarkan oleh seorang ayah tiri. Tahun kelahirannya, walau masih diperdebatkan, tercatat tanggal 2 Februari 1536.
Nyaris tak ada kelebihan yang dapat dibanggakan untuk menatap masa depan. Bahkan karena keadaan fisiknya yang buruk, julukan Monyet dilekatkan tuan tempatnya mengabdi: Oda Nobunaga. HIdeyoshi lahir ketika Jepang dilanda perang antar-klan yang berkepanjangan. Era ketika setiap samurai dituntut memiliki keahlian menggunakan pedang dan bela diri.
Tapi Hideyoshi membalik “mitos” samurai itu bahkan pada setiap jenjang kepemimpinan yang dirintisnya. Ia tak bisa bela diri dan tak mahir olah senjata itu, tapi sanggup tampil sebagai pemimpin dan pemersatu klan-klan yang berseteru.
Dalam buku ini, Kitami Masao mengisahkan Hideyoshi dengan gaya otobiografi –dengan tokoh utama “aku”– berbekal setumpuk dokumen penelitian ahli sejarah. Ia pun menjamin, buku ini mendekati akurat di tengah-tengah mitos yang melingkupi kepemimpinan Hideyoshi.
Soal keberhasilan tampil sebagai pemimpin dan tokoh pemersatu, Hideyoshi berujar, “Keberhasilanku dalam meraih kepemimpinan dibangun atas dasar-dasar yang terdengar lumrah seperti pengabdian, penghargaan, kerja keras dan tindakan tegas.” Sedemikian sederhananya, tapi Hideyoshi menjalankan prinsip hidup itu melampaui kewajaran.
Ia bekerja tiga kali lebih keras. Mengabdi tiga kali lebih setia. Memberi penghargaan tiga kali lebih tinggi. Dan bertindak keras pada diri sendiri lebih dari orang lain. Maka, ia berhasil menjadi pemimpin. Di masa kecil hingga remaja, Hideyoshi boleh dibilang sungguh tidak beruntung. Ayahnya wafat ketika ia berumur tujuh tahun, lantas ibunya menikah lagi (dengan seorang petani pula). Waktu kecil, ia tergolong nakal dan benci sekolah, sehingga para biksu angkat tangan dan mengembalikan Hideyoshi ke orangtuanya. Di rumah pun ia selalu bertengkar dengan ayah tirinya.
Di usia 15 tahun, ia meninggalkan rumah dan berjanji tak akan pulang sebelum berhasil meraih impiannya. Dia berpetualang, tidur di jalanan, dan kerap kelaparan; jadi pedagang jarum keliling, menjalani pekerjaan rendahan.
Hideyoshi sempat ikut klan Matshushita sebelum mengabdi kepada Lord Nobunaga. Di matanya, Nobunaga adalah pemimpin yang memiliki visi ke depan. Ketika Nobunaga meninggal dibunuh Mitsuhide, dia mengobarkan semangat untuk menuntut balas. Hidoyoshi meneruskan perjuangan Nobunaga, menyatukan Jepang dan kemudian menjadi wakil kaisar.
Buku ini mengungkap riwayat hidup Hideyoshi. Kisahnya tak hanya ihwal setumpuk prestasi dan keberhasilan sang legenda, juga kegagalan setelah ia meraih jabatan. Terutama, akibat racun kesombongan. Tapi kegagalan itu, seperti dikutip Tim Clark dalam pengantarnya untuk buku ini, termaafkan karena keberhasilannya yang spektakuler.
Namanya masih melekat di ingatan para siswa sekolah Jepang sampai empat aban kemudian. Ia wafat pada 18 September 1598 sebelum cita-citanya yang dirajut bersama Nobunaga, menaklukkan Cina, kesampaian. ***